Yaa…
kode perbangan Lionair menggunakan kode JT. Banyak yang memplesetkan menjadi sebuah akronim yang artinya Jelas Telat…
Tuliasan ini saya buat di ruang tunggu A2 Bandara Soekarno-Hatta karena delay yang sangat lama (3 jam) dari pesawat yang sekiranya akan membawa saya ke Pontianak.
Pesawat yang semestinya takeoff pada pukul 15.00, didelay menjadi pukul 17.00 WTF!
*edited : delay ditambah lagi 2 jam lebih, jadi total hampir 6 jam delay!! Akhirnya saya baru terbang pukul 19.45 dan landing di Pontianak pukul 21.30*
Delay ini tidak terjadi pada penerbangan ini saja, melainkan pada penerbangan-penerbangan Lionair lainnya.
Hal ini menjadikan ruang tunggu di semua terminal menjadi penuh sesak dan wajah-wajah yang emosional.
Delay seperti ini tidak terjadi sekali pada hari ini saja melainkan sering sekali terjadi khususnya Lion air.
Kenapa saya menyimpulkan demikian?
2 Minggu terakhir saya wira-wiri menggunakan beberapa penerbangan salah satunya Lion Air ini.
Dari sekian penerbangan tersebut, 3 flight menggunakan JT, dan coba anda tebak, tiga-tiganya DELAYED semua!!
Variasi delay pun berbeda-beda antara 10 menit hingga 3 jam seperti hari ini.
Alasan cuaca sama sekali tidak bisa digunakan sebagai dasar.
Sebagai seorang pilot saya setidaknya tahu persis mana cuaca yang bagus dan cuaca yang jelek, mana cuaca yang safe untuk terbang dan mana cuaca yang tidak safe untuk terbang.
Dan hari ini, cuaca sangat-sangat bagus dengan wind calm dan langit biru.
Cuaca yang sangat-sangat safe bahkan untuk sebuah pesawat trike yang biasa saya awaki yang notabene membutuhkan cuaca yang benar-benar clear and smooth untuk menerbangkannya.
Terlepas dari itu semua, Lionair merupakan salah satu (satu-satunya) airline yang memberikan kemudahan dalam hal pemesanan tiket secara online. Hampir tidak ada satu airline pun yang mampu menyaingi user friendliness dari sebuah ticketing engine milik Lionair.
Hal tersebut yang memicu saya untuk sering menggunakan airline ini. Disamping kemudahan dalam hal booking dan issued ticket, juga kemudahan membayar melalui e-banking dan ATM tidak semudah ditemui pada airline lain. Tercatat hanya Mandala yang memberikan kemudahan serupa, sedangkan maskapai lainnya belum sepenuhnya memberikan kebebasan pengguna dalam memesan tiket.
Namun, terhitung per hari ini saya akan berpikir 1000 kali untuk menggunakan Lionair lagi, walaupun dengan segala kemudahannya namun kebiasaan jelek yang suka delay ini memupus semua sanjungan saya terhadap Lion Air.
Bahkan fleet 737-900ER yang sempet mencuri hati saya, hanya sekedar pemanis mulut belaka karena afterall ketepatan waktu dan harga yang murah menjadi hal yang paling utama.
Bicara mengenai harga, akhir-akhir ini Lionair sudah tidak semurah dulu lagi, dimana sering ditemui harga-harga promo dan sangat murah yang jauh dari airline yang lain, tapi sekarang harganya cenderung sudah premium dan nggak jauh-jauh dari Garuda Indonesia yang notabene merupakan airline termahal di Indonesia.
Terakhir saya bandingkan dengan SJ dan RI, harga Lionair cenderung lebih mahal.
737-900ER pun sekarang tak ubahnya truk besar yang mampu menganggkut banyak penumpang, tengok saja betapa jarak antara bangku depan dan belakang yang begitu sempit dan jumlah tempat duduk yang begitu banyak. Terlihat Lionair memang mengejar omzet walaupun harus bela-belain beli pesawat yang lebih gede.
Last but not the least, it might be my last time fly with Lionair unless they changed their policies bout the departure and arrival time.
Satu lagi yang menjadikan keluh kesah saya, inilah akibat dari menumpuk semua fleet di Jakarta, sehingga bila satu jadwal saja mengalami keterlambatan, efek domino pun akan terasa pada semua penerbangan yang transit via Jakarta.
It would be wiser if they open direct flight to some big cities in Indonesia, just as SJ, Batavia and Garuda did.
Terakhir kali,
silakan beropini mengenai pendapat saya sendiri, mungkin hal ini saya tulis karena luapan emosional disamping keharusan mengejar besok pagi ngantor.
The Latest…
ini semua cobaan yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakkal, Insya Allah hasilnya akan manis dan membahagiakan..Amien
Happy Flight
terakhir kali naik JT setahun yang lalu, ya sama alasannya karena kecewa. udah delay, gate dipindah-pindah, ganti pesawat pula yang jadwalnya pake B734 jadi MD80. padahal waktu itu penerbangan pagi jam 7.
eh.. pas naik ke pesawat banyak yang double seat.. penumpang dipindah sana-sini nggak jelas.. semenjak itu mutung nggak pernah naik JT lagi, mending naik RI, QZ, atau GA.
nah 2 minggu yang sebelum lebaran kemaren, dalam 1 minggu naik JT 2 kali. yang satunya JT sih pake B739ER, tapi yang satunya IW pake pesawat ATR 72-500. mungkin lagi beruntung kali ya, keduanya on time. 30 menit sebelum jadwal udah boarding.
lagi hoki wae aku paling kang.. hahaha…
sekarang sih masih agak ragu buat naik JT.. π
Hehehe emang klo pas tepat sih no problemo, tapi persentase “tepat”nya itu yang jengkelin oom
Dalam 4 flight terakhir dgn Singa terbang dlm kurun waktu 2 bln ini, aq delay semua antara 20mnt s/d 6,5jam
Kalo ngga pas bokek males naik JT, sayangnya sering bokek jadi sering naek JT juga :p
Eh, btw terakhir terbang kemaren pas onboard si mbak mugari kok ngga nyebut JT lagi tapi LNI atau LRI (krg gitu jelas) sbg kode penerbangannya, mungkin kapok disindir terus sbg Jelas Telat, Jaminan Telat, Janc*k Tenan, dll
Heheh
sama mas, aku kemarin (30-10-2010) jakarta ke jogja juga delay harusnya berangkat jam 15.50 baru masuk ke peswat jam 17.00 sampe rumah juga dah malem.
hehehe JT emang gitu deh
pesawat baru tapi operasionalnya yang ngaco = sami mawon tidak puas
saya pikir 100x sekarang kalo mau naik JT
Kalo waktu longgar (banget) baru berani pake JT, kalo nggak, wah kapok dah
sudahlah oom, sekarang pakai sepedah saja kemanapun perginya.
lebih cepat tidak kena macet tidak masalah dengan cuaca dan full angin….
salam gowess
hehe kalo bisa nyeberangi lautan dalam waktu cepat tentu saya naik sepeda terus oom π